Jumat, 13 Maret 2009

Cokelat: Dapat Membuat Jantung Anda Sehat?

Oleh Carrie Dierks
Sumber: © 1998 Peregrine Publishers, Inc., All Rights Reserved


Siapa sih yang tidak suka cokelat? Silver Queen, Toblerone, Cadbury. Itu saja baru merek-merek yang banyak dijual di dalam negeri. Belum cokelat-cokelat dari Eropa dan Amerika seperti Godiva, Ferrero Rocher, Hershey, M&M, dan lain-lain. Cokelat juga digunakan sebagai perasa es krim, berbagai macam kue, dicampur susu, lapisan kue tart dan wah banyak lagi. Bahkan cokelat bukan hanya dijadikan makanan. Orang pun menulis beberapa lelucon tentang cokelat: Diet yang seimbang adalah memakan jumlah yang sama cokelat hitam dan cokelat putih setiap hari. Satu tip untuk mengurangi berat badan adalah dengan mengkonsumsi satu batang cokelat sebelum makan. Dengan begini selera makan Anda akan berkurang dan Anda akan mengurangi makan Anda.

Cokelat memang enak. Dan yang membeli dan memakannya juga tidak sedikit. Tidak heran kalau riset mengenai cokelat mendapat tempat tersendiri di perusahaan-perusahaan pembuat cokelat. Kimiawan patut mendapat acungan jempol dalam hal ini. Ada cokelat yang titik leburnya dibuat sangat tinggi, sehingga kalau dibawa ke padang pasir sekali pun cokelat ini tidak akan meleleh. Ada periset yang khusus mencari paduan rasa cokelat dengan rasa-rasa lainnya. Cokelat campur kelapa, cokelat dengan rasa strawberry, rasa mentol, dicampur dengan berbagai macam kacang, dibungkus kulit warna-warni, dan sebagainya.

Tapi kita juga tahu kalau banyak makan cokelat sebenarnya tidak bagus. Sehingga banyak yang merasa bersalah kalau makan cokelat banyak-banyak. Tapi ada satu artikel yang ditulis oleh Carrie Dierks yang mengemukakan berita bagus bagi penggemar cokelat. Riset terakhir katanya justru memperlihatkan kalau cokelat mungkin dapat mencegah penyakit jantung. Seperti halnya setiap isu memiliki dua perspektif yang berbeda, maka cokelat pun dapat dikaji dari dua sisi pandang yang berbeda.

Cokelat terbuat dari biji cocoa yang kaya akan senyawa beraroma bernama falovonoids, yang juga terdapat di daun teh, kebanyakan buah-buahan dan sayur-sayuran. Sampai saat ini, lebih dari 4000 macam flavonoid yang telah diidentifikasikan. Tumbuh-tumbuhan mensintesis senyawa yang dapat larut dalam air ini dari asam amino phenylalanine dan asetat. Flavonoids berperan sebagai antioksida, menetralkan efek-efek buruk dari radikal bebas yang dapat menghancurkan sel-sel dan jaringan-jaringan tubuh. Satu setengah ons batang cokelat hitam kira-kira memiliki 800 miligram antioksida, kira-kira sama jumlahnya seperti yang terdapat di dalam secangkir teh hitam. Temuan baru menunjukkan bahwa bukan hanya jumlah flavonoids yang penting, tapi juga potensi senyawa-senyawa tersebut.

Di sebuah simposium yang disponsori oleh American Academy for the Advancement of Science (Akademi Pengembangan Sains Amerika), para periset memberitakan bahwa flavonoids yang terkandung di dalam biji cocoa adalah antioksida yang sangat bagus. Mereka menekan oksidasi low-density lipoproteins (LDL, atau yang sering disebut kolesterol jelek), sehingga dapat mencegah sumbatan di dinding-dinding pembuluh darah arteri.

Di sebuah studi yang disponsori oleh Mars, Inc. (salah satu perusahaan cokelat terbesar AS), para periset di University of California Davis, juga menemukan bahwa flavonoids di cokelat meningkatkan konsentrasi nitric oxide di dalam tubuh. Mereka berteori kalau hal ini memberikan kontribusi bagi kesehatan jantung karena nitric oxide dapat melenturkan lapisan dalam pembuluh-pembuluh darah.

Hasil lainnya dari studi ini adalah proses pembuatan cokelat sebenarnya menghancurkan senyawa antioksida di dalam cokelat. Mars telah mengembangkan suatu proses baru di mana flavonoids yang terkandung di dalam cokelat produksi mereka tidak hilang. Di AS mereka akan menjual produk-produk cokelat dengan proses ini dengan label "cocoapro".

Apakah kita patut mempercayai hasil kaji kegunaan cokelat ketika kita tahu riset ini dibiayai oleh perusahaan pembuat cokelat? John Erdman, ahli gizi dari University of Illonois dan ketua simposium AAAS tentang cokelat, menyadari kalau banyak orang yang menjadi skeptis tentang hal ini. Tapi di lain pihak, dia mengatakan bahwa tanpa kucuran dana tersebut, riset ini bakal tidak dapat dilakukan sama sekali. Kemungkinan untuk para ahli medis untuk berbondong-bondong menganjurkan oarng-orang untuk makan lebih banyak cokelat sangat kecil. Cokelat mengandung terlalu banyak lemak dan gula untuk dapat dikatakan sebagai makanan yang sehat. Tapi banyak orang yang senang mengkonsumsi cokelat dan sains mungkin dapat menjelaskan bahwa kegemaran ini ternyata tidak seburuk yang orang sangka.


Diterjemahkan dan disadur dari artikel "Chocolate: It Could Do Your Heart Good" oleh Carrie Dierks (2000 Peregrine Publishers, Inc) oleh Yulianto Mohsin.

Tidak ada komentar: